Salah satu hal yang cukup sulit dilakukan dalam hidup ini adalah mengaku bersalah
dan meminta maaf secara tulus. Harga diri sering menjadi batu penghalang, sehingga setelah melakukan kesalahan, manusia justru bisa semakin garang dan merasa pihak lain yang bersalah.
Peristiwa Gubernur DKI Ahok dituntut oleh Yusri Isnaeni telah menginspirasi saya
untuk menuliskan puisi berikut ini.
Kala
Cacing Hendak Bekuk Rajawali
Oleh Budianto Sutrisno
Entah sudah salah minum obat apa
cacing betina itu tiba-tiba saja
berubah garang
tubuhnya bergetar, menggeliat ke
sini-sana
wajahnya merah padam, matanya
melotot
mulutnya memuntahkan amarah dan
sumpah serapah
gara-gara kepak sayap dan pekik
rajawali
telah melukai diri dan keturunannya
mengganggu kenyamanan hidup
keluarganya
dirinya merasa terhina
hak asasi cacingnya sudah terampas dan terempas
protes kerasnya mendapat dukungan
sejumlah kerabat dan pasukan cacing membela
mati-matian
cacing tuntut rajawali ganti rugi
sejuta hektar tanah subur
agar bisa hidup makmur tujuh ribu
turunan
dan rajawali harus dijebloskan ke
dalam bui
sekalipun cacing juga mesti punya harga
diri
Walau beribu sesama cacing sudah
menasihati
agar cacing betina menarik diri
cacing makin nekat untuk bekuk
rajawali
yang dikira empuk seperti roti
Rajawali memekik-mekik di angkasa
tertawa geli
mempersilakan cacing lakukan
tuntutan
sambil mengingatkan risiko hukuman
karena cacing sudah merambah
ranah rajawali berburu mangsa
Cacing… cacing…
kau tak pernah sadar
kalau dirimu tak pintar dan tak
bijaksana
cacing… cacing…
kodratmu itu jadi cacing, bukan
Gatotkaca
***
No comments:
Post a Comment