Thursday, December 24, 2015

Jangan Gantikan...

Natal telah tiba. Akan tetapi Natal di abad ke-21 ini sering kali sudah mengalami pergeseran
substansi makna yang menolok. Natal sejati di Betlehem adalah Natal yang suci, tak
ada ingar-bingar musik dunia atau promosi dagang, apalagi tebaran hadiah dunia fana.
Natal pertama diwarnai dengan penyembahan, pujian, dan sukacita sejati, 
karena Sang Bayi Suci telah lahir bagi umat pilihan-Nya. 
Kerinduan akan makna sejati Natal itu penulis goreskan dalam bentuk puisi berikut ini.


Jangan Gantikan…
Oleh Budianto Sutrisno

 
Setiap Natal tiba
diriku seperti terbelah dua
di satu sisi, hatiku berbunga dan bersukacita
karena Juruselamat telah hadir nyata di dunia
dalam rupa manusia
ku beroleh belas kasihan, pengampunan, dan keselamatan
di sisi lain, hatiku membuncah, sarat serpih keprihatinan dan dukacita
karena Natal sudah berganti rupa
menjadi pesta hura-hura hampa makna
membutakan mata dan menulikan telinga rohani

Ku hanya bisa meratap dan berseru dalam doa
jangan gantikan Natal sederhana Betlehem
dengan belukar kemewahan dunia yang menjerat jiwa
jangan gantikan kehadiran para gembala sederhana dan tulus hati
dengan topeng kepalsuan dan kemunafikan
yang tampak cantik rupawan di luar, tetapi busuk di dalam
jangan gantikan gita surga para malaikat
dengan ingar bingar musik dan lagu dunia
yang hanya memekakkan gendang telinga
tapi tak pernah menyentuh kalbu
jangan gantikan penyembahan para Majus
dengan persembahan najis
dan jangan sekali-kali gantikan Bayi Suci Natal
dengan sosok kakek gendut berjenggot
yang menebar aneka hadiah sambil terbahak dalam tawa

Karena sesungguhnya…
Bayi Suci itu tak tergantikan oleh apa pun dan siapa pun
Bayi Suci itu adalah Immanuel yang dijanjikan
Bayi Suci itu adalah Tuhan yang hidup di antara kita
Bayi Suci itu adalah Anak Abraham
yang menjadi berkat keselamatan bagi segenap bangsa
yang percaya kepada-Nya
Bayi Suci itu adalah Anak Daud
yang menjadi Raja atas Segala Raja
Sang Penguasa seluruh alam semesta


***


No comments:

Post a Comment