Natal telah tiba. Akan tetapi Natal di abad ke-21 ini sering kali sudah mengalami pergeseran
substansi makna yang menolok. Natal sejati di Betlehem adalah Natal yang suci, tak
ada ingar-bingar musik dunia atau promosi dagang, apalagi tebaran hadiah dunia fana.
Natal pertama diwarnai dengan penyembahan, pujian, dan sukacita sejati,
karena Sang Bayi Suci telah lahir bagi umat pilihan-Nya.
Kerinduan akan makna sejati Natal itu penulis goreskan dalam bentuk puisi berikut ini.
Jangan
Gantikan…
Oleh Budianto Sutrisno
Setiap Natal tiba
diriku seperti terbelah dua
di satu sisi, hatiku berbunga dan
bersukacita
karena Juruselamat telah hadir
nyata di dunia
dalam rupa manusia
ku beroleh belas kasihan,
pengampunan, dan keselamatan
di sisi lain, hatiku membuncah,
sarat serpih keprihatinan dan dukacita
karena Natal sudah berganti rupa
menjadi pesta hura-hura hampa makna
membutakan mata dan menulikan telinga
rohani
Ku hanya bisa meratap dan berseru
dalam doa
jangan gantikan Natal sederhana
Betlehem
dengan belukar kemewahan dunia yang
menjerat jiwa
jangan gantikan kehadiran para
gembala sederhana dan tulus hati
dengan topeng kepalsuan dan
kemunafikan
yang tampak cantik rupawan di luar,
tetapi busuk di dalam
jangan gantikan gita surga para malaikat
dengan ingar bingar musik dan lagu dunia
yang hanya memekakkan gendang
telinga
tapi tak pernah menyentuh kalbu
jangan gantikan penyembahan para Majus
dengan persembahan najis
dan jangan sekali-kali gantikan
Bayi Suci Natal
dengan sosok kakek gendut
berjenggot
yang menebar aneka hadiah sambil
terbahak dalam tawa
Karena sesungguhnya…
Bayi Suci itu tak tergantikan oleh
apa pun dan siapa pun
Bayi Suci itu adalah Immanuel yang
dijanjikan
Bayi Suci itu adalah Tuhan yang
hidup di antara kita
Bayi Suci itu adalah Anak Abraham
yang menjadi berkat keselamatan
bagi segenap bangsa
yang percaya kepada-Nya
Bayi Suci itu adalah Anak Daud
yang menjadi Raja atas Segala Raja
Sang Penguasa seluruh alam semesta
***
No comments:
Post a Comment