Thursday, December 31, 2015

Antara Urat Takut dan Urat Malu

Kebenaran selalu dimusuhi oleh kejahatan dan kebatilan. Pemimpin yang bersih, jujur
dan berani, selalu dihalangi oleh kelompok yang hanya ingin mencari keuntungan pribadi atau
kelompok sendiri. Ketamakan telah memutus urat malu para pejabat korup
 dan membuat mereka mengingkari kebenaran. 
Bagi mereka, keuntungan, kemakmuran, kemewahan, dan
kenikmatan hidup itu nomor satu, sedangkan kebenaran nomor seribu.
Penulis menuangkan ironi di atas dalam puisi berikut ini.


Antara Urat Takut dan Urat Malu
Oleh Budianto Sutrisno

 
Siapa tak damba
sosok pemimpin yang bersih dan jujur
sosok yang tulus mengabdi
sosok yang layak jadi teladan suri
pribadi yang mengasihi rakyat dan rela berkorban
pribadi yang cerdas dan bijaksana
insan yang kreatif dan inovatif
berhasrat menyejahterakan kaum jelata
tapi ternyata, itu semua belum cukup
mesti ditambah dengan nyali macan
yang tak punya urat takut
melawan kejahatan dan kebatilan
menggasak para perampas hak
menghalau pengacau dan penghadang
menerjang gerombolan penentang
macan memang kasar dan galak
namun gesit dan penuh perhitungan
berani mati ’tuk capai tujuan
hidupnya adalah wujud nyata hakikat berkat

Namun ada juga sosok pemimpin tamak dan jahat
berjiwa tikus pengecut, bersembunyi dalam gelap
lahap gerogoti duit rakyat
pesta pora dalam gempita
tanpa sungkan dan malu
kar’na urat malunya sudah lama putus
mencuri tanpa ragu
merampok tanpa bimbang
maling dianggap pekerjaan mulia

Jika macan galak gesit bergerak
tikus rakus jadi kurus
tikus tamak habis dilabrak
tikus beringas tinggal ampas
tikus keji tergilas mati

Era busuk tikus sudah usai
era wangi berani macan kita mulai
jangan ragu
maju… pacu…


***



 

Happy New Year 2016

Today is the last day of the year 2015. And in a few hours to come we are embracing the New Year 2016 with great thanks to God for His blessings.
No one can go back in time to change what has happened, so we have to work on 
   our present to make ourselves a wonderful future. 
Under God's will every morning along the New Year will reveal brighter sun of our life. Happy New Year to all of you.


 



Wednesday, December 30, 2015

Belalang Hendak Mencakar Elang

Dewasa ini, kepada kita jarang disuguhkan keteladanan yang baik dari para pemimpin maupun
orang-orang yang kita anggap senior - baik dalam segi usia, pendidikan maupun pengalaman hidup.
Karenanya, tidaklah mengherankan, apabila sebagian generasi muda zaman sekarang mudah sekali bertindak kurang sopan, bahkan kurang ajar kepada orang tua atau gurunya sendiri.
Hal yang memprihatinkan ini, penulis tuangkan dalam bentuk puisi berikut ini.


Belalang Hendak Mencakar Elang
Oleh Budianto Sutrisno

 
Mentari menyorotkan cahaya terang
mega-mega berarak dan berlenggok dengan gaya seronok
elang rajawali kepakkan sayapnya menyapu langit
mata tajamnya mengamati semesta buana
terlihat belalang tengah melakukan gerakan aneh
rajawali menukik tajam sambil memekikkan tanya
”hai belalang, apa yang sedang kau lakukan?”
belalang tak senang
raut mukanya merengut, dilipat bak angka delapan
dia terusik oleh suara berisik
lalu balas menjawab dengan suara parau dan garang
”ini bukan urusanmu, kau tak bakal tahu
tak usah bawel, tak usah rewel
kau cerewet, aku gencet
aku sedang berlatih kung fu, asal kau tahu
ku cakar kau nanti jadi elang gagu
sayapku ’kan mengejarmu ke mana pun kau bersarang
ku tendang kau nyungsep ke dasar jurang”

Elang mengurut dada dengar sesumbar angkuh dan jemawa
belalang pandir mabuk berat dan tak sadar diri
lidahnya dibakar nyala api cemburu
otaknya beku oleh hawa nafsu
tak tahu tingginya langit dan tebalnya bumi
merasa kung fu-nya bisa melumat matahari

Sambil terus sabarkan diri bak petapa suci
elang kilatkan pandangan tajamnya ke mata rabun belalang
dia bertanya heran
”kung-fu, gerak seperti itu kau sebut kung-fu?
sama sekali tak mirip dengan jurus Wutang maupun Shaolin
beda banget dengan gerak Donnie Yen si bintang Ip Man
juga lain dengan jurus Bruce Lee maupun Jet Li
kalau memang hebat, terbanglah ke tebing sini
agar ku makin jelas melihat kedahsyatanmu”

Belalang naik pitam, merasa diri direndahkan
segera dia pasang kuda-kuda dan pentang sayap
tarif napas dalam-dalam ’tuk gelembungkan tubuhnya
meluncur ke arah elang rajawali
tapi apa lacur
elang gagah kepakkan sayapnya
tubuh belalang hancur lebur tanpa sisa
kesombongannya sudah layu menyatu
dengan debu dan abu kelabu



***