Sunday, July 20, 2014

Puisi Menyongsong Pemimpin Baru

Banyak insan berambisi menjadi pemimpin tanpa menyadari bahwa tugas pemimpin 
menuntut tanggung jawab besar, dan tak menyadari bahwa kuasa pemimpin itu 
berasal dari Langit Atas, sementara singgasana pemimpin ada di Bumi Bawah. 
Puisi ini dibuat dengan kesadaran bahwa kuasa untuk memimpin di dunia fana ini berasal 
dari Sang Mahakuasa. 
Kuasa memimpin itu hanya merupakan titipan, bersifat sementara. 
Yang diberi kuasa harus tunduk-takluk pada Sang Pemberi Kuasa.

Kuasa Langit, Singgasana Bumi
Oleh Budianto Sutrisno
 

Sejatinya singgasana itu milik siapa?
orang berada atau bersahaja?
kaum ningrat atau jelata rakyat?
cerdik pandai atau bukan?
mengapa sering diperebutkan?

Sejatinya singgasana itu milik Sang Maha Empunya
dari langit abadi yang dititipkan sementara
ke buana fana kepada insan terpilih
yang punya kesadaran tentang abdi dan bakti

Kuasanya dari langit, singgasananya di bumi
’gar kala duduk di dampar kencana
tak terlena dengan kuasa
sadar ini takdir dari Sang Mahahadir
bersikap gentar jalankan yang benar

Yang tak terpilih harus legawa, jangan balela
karena segala sesuatu ada waktunya
kita hanya sekadar anak wayang
di tangan Sang Dalang yang tak pernah keliru
menentukan peranan dalam setiap episode kehidupan

Singgasana sarat dengan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab
sangat berat namun mulia
mesti dijalani dengan rendah hati
dengan jiwa yang penuh cinta damai
didukung dan diawasi seluruh rakyat
menyongsong hari depan penuh pendar harapan

***

2 comments: