Puisi berikut telah dipilih oleh Penerbit Oase Pustaka sebagai salah satu puisi yang
dicantumkan dalam buku Antologi Puisi Bersama terbaik untuk tahun ini.
Selamat menikmati.
Soli Deo Gloria!
Wajahmu di Purnama Sabana
Oleh Budianto Sutrisno
Dekap
malam di ranah sumba yang kudamba, kusambut mesra
kumulai melanglang di bentang padang
sabana
kesiur dingin angin dan simfoni kersik
batang ilalang
menjalin paduan harmoni dengan sendu
gita serangga
mengiringi langkah-langkah gagah kuda
sumba yang kutunggangi
kuhela tali kekang sehingga derap kaki
kuda semakin kencang
membelah kesenyapan dunia tanpa bahasa
ucap maupun isyarat
tahukah kau yang kini berada entah di
pelukan siapa
ku tengah pahami makna bebas lepas
dalam bahasa alam semesta?
Ku
tak tahu apakah aku seperti kesatria madangkara atau koboi di gurun arizona
aku tak peduli aku mirip siapa
kar’na aku ingin jadi diriku sendiri,
sepenuhnya dan seutuhnya
aku dan bayang-bayang berkejaran
menuju bola emas di cakrawala
di tengah ringkik kuda, kupandang
lekat wajah purnama
kutatap nanar wajahmu di raut muka
rembulan
pipimu menakikkan senyum manis padaku, aku pun mencoba membalasnya
meski ada sulur-sulur kepahitan yang
bergelayut di dada
kar’na kau tercerabut begitu saja dari
sisiku tanpa pesan
setiap hati memang punya pilihan
dan kaulah pilihanku, tapi hatimu berpaling
kepada yang lain
benar, memang cinta tak kuasa memaksa,
seberapa kuat pun lengannya
tapi setidaknya, beri aku kesempatan
’tuk dengar jawabmu
sekalipun itu belati yang menikam hati
jika gerumbul rerumput teki dan berjuta
bintang bisa ikut haru dan iba
masihkah kau sisakan rasa untukku?
tetes-tetes air mataku pun bergulir di pangkuan
malam bisu
***
No comments:
Post a Comment