Monday, May 1, 2017

Bunga, Api, dan Nyala Lilin

Peristiwa demo di depan Balai Kota DKI yang berujung dengan pembakaran karangan bunga
dan penyalaan beribu lilin, telah menginspirasi penulis untuk menuangkannya
dalam puisi berikut ini. Kita yakin bahwa kebenaran pada akhirnya akan
mengalahkan kejahatan, cinta kasih akan mengalahkan kebencian,
dan terang akan menelan kegelapan.
Soli Deo Gloria!



Bunga, Api, dan Nyala Lilin

Oleh Budianto Sutrisno


Menjelang magrib di Kutaraja…
tiba-tiba saja api menjilat karangan bunga di taman sriwedari
ini bukan api penyucian bagi dewi sinta
melainkan api angkara murka danawa rahwana
api keserakahan sekaligus kebodohan
bagaimana tak bodoh?
sate bakar, ikan bakar, jagung bakar
banyak orang suka
lezat, padat gizi, dan mengenyangkan
tapi bunga bakar?
hanya setan, demit, dan memedi yang menyukainya

Bunga menyampaikan tanda cinta
api menyemburkan angkara dan kebencian
bunga boleh saja lenyap harumnya dan hancur jadi abu
tapi cinta yang dikandungnya tetap abadi
dikenang rakyat dari generasi ke generasi
sarat nilai-nilai ksatria yang diwariskan ke anak cucu
keluhuran budi dan kebesaran jiwa ksatria ’kan terukir dalam sejarah
tapi kebencian hanya menghasilkan dukacita dan remuk tulang
kebencian menjerumuskan pelakunya ke kubang lumpur hina
kebencian mengoyak lembar persaudaraan
dan cinta ’kan menenun kembali lembar yang terkoyak

Ajaibnya, abu bunga menjelma jadi beribu lilin
yang menyalakan benderang
menerangi kegelapan yang mencekam
setiap nyalanya adalah nyala nurani insan yang waras dan sadar
bahwa kebaikan pasti ’kan mengalahkan kejahatan
terang akan menelan kegelapan.

Utusan bayu sayup membawa kabar
di jumat kliwon nanti bala danawa akan kembali
berniat melakukan ritual amoral
berlagak jadi hakim yang paling berkuasa
memecah belah persatuan dalam persaudaraan
tapi percayalah, Yang Mahakuasa tak pernah terlelap
tangan-Nya selalu siap mendekap kita
berikan kedamaian dan ketenteraman
tongkat-Nya ’kan menghajar segala yang kurang ajar


***


No comments:

Post a Comment