Puisi yang bersifat "melo" dan "baper ini menggambarkan perasaan seseorang yang
kandas cintanya meski relasinya baru seumur jagung. Namun kemudian yang
bersangkutan bangkit lagi untuk melanjutkan perjalanan hidupnya.
Puisi ini telah dipilih oleh dewan juri sebagai Juara V dalam lomba cipta puisi yang
diselenggarakan oleh Sajak-Sajak Literasi Indonesia.
Soli Deo Gloria!
Kandas Cinta di Kilometer Pertama
Oleh Budianto Sutrisno
Kala kutanya salahku apa
kau sontak menjelma dinding batu
yang kelu bisu
senyum manis dan sapa hangatmu terbenam dalam timbunan
puing masa lalu
mendung kelam pekat menyelimuti wajahmu
yang hampa ekspresi
tiada kata yang sanggup ungkapkan
betapa pedihnya hatiku
baru seumur jagung perjalanan
asmara ini
tapi cintaku t’lah kandas di
kilometer pertama
Air mata membasahi sepucuk surat
yang kutulis untukmu
tinta birunya luntur, seluntur
cintamu padaku
noktahnya menjalar, makin memudar,
dan menuju tiada
aku pun kosong jiwa, hampa nalar,
dan tunarasa
Ku bersimpuh di kilometer pertama
cinta, bibirku bergetar
maafkan aku, karena aku terlalu
mencintaimu
maafkan aku, karena beginilah apa
adanya diriku
selanjutnya biarlah aku melangkah ke
kilometer berikutnya dengan harapan baru
begitu juga dengan dirimu, bersama
pilihanmu
***