Peristiwa demo besar-besaran di ibu kota pada 4 November lalu, yang memanncing-mancing terjadinya bentrokan, telah menginspirasi penulis untuk menggoreskan puisi yang
mengambil latar cuplikan epos "Mahabharata".
Itu sebabnya, penulis memberi judul "Perangkap Bale Sigala-gala" untuk puisi ini.
Silakan Anda menikmatinya.
Perangkap Bale Sigala-gala
Oleh Budianto Sutrisno
Syahdan, gerombolan durjana Kurawa
sibuk merancang niat jahat
’tuk membakar lima ksatria Pendawa
dan sang Bunda, Kunti
sebelum Pendawa jadi abu, belum
puas hati Kurawa
si licik Sengkuni dan Durna atur
siasat keji
membangun tempat peristirahatan
Bale Sigala-gala
dari bahan yang mudah terbakar
dihadiahkan kepada Pendawa ’tuk
ambil hati
istana tetirah hendak dijadikan
neraka yang menghanguskan
tapi takdir berkata lain
lewat pertolongan dewa naga antaboga
yang menjelma cerpelai putih
Pendawa dan bundanya lolos dari
maut lewat terowongan rahasia
siasat keji gagal total
Tampaknya Kurawa abad ke-21 hendak
mengulang siasat yang sama
menghabisi Pendawa lewat Bale
Sigala-gala versi baru
jalan-jalan raya Kutaraja jadi
arena Bale Serigala-Serigala
himpunan pasukan unta, sapi, dan
kuda
jadi kayu bakar, ilalang kering,
dan gondorukem
wajah merah padam sarat api amarah
dibalut jubah putih
menebar hawa bara kebringasan
derap langkahnya menggebu dan
menderu
mulutnya terus berkoar-koar
penuh hujatan dan sumpah serapah
memancing-mancing amarah pasukan
kerajaan
hanya demi sekepeng receh dan sebungkus nasi
hanya demi sekepeng receh dan sebungkus nasi
tapi pasukan Pendawa tetap sabar
dan tahan diri
’gar siasat Bale Sigala-gala gagal
total
Menjelang malam, api sempat sedikit
membara
pasukan Kutaraja bergerak cepat
padamkan api, ademkan suasana
hati Kurawa seperti dihadang batu
yang mengganjal
nafsu jadi raja masih menggumpal
syahwat keruk gunung harta masih
merajalela
semua jadi waspada dan siaga
hadapi kemungkinan
Bale Sigala-gala jilid berikutnya
yang konon bakal libatkan sejumlah
calon pengantin
yang merindu pelukan 70 bidadari
Si jahat boleh saja mereka-reka
rencana keji
Sang Hyang Widi Wasa tak bakal
berpeluk tangan
Dia ’kan balikkan siasat keji untuk
kebaikan orang benar
lorong naga Antaboga yang tak terduga
telah disiapkan
tersembunyi bagi gerombolan yang
buta mata hatinya
mewujudkan hukum sakral langit:
yang batil akan tercungkil
yang benar ’kan makin bersinar
jadi nyala benderang dalam
kegelapan
***
No comments:
Post a Comment