Thursday, November 10, 2016

Perangkap Bale Sigala-gala

Peristiwa demo besar-besaran di ibu kota pada 4 November lalu, yang memanncing-mancing terjadinya bentrokan, telah menginspirasi penulis untuk menggoreskan puisi yang 
mengambil latar cuplikan epos "Mahabharata". 
Itu sebabnya, penulis memberi judul "Perangkap Bale Sigala-gala" untuk puisi ini.
Silakan Anda menikmatinya.


 Perangkap Bale Sigala-gala

Oleh Budianto Sutrisno


Syahdan, gerombolan durjana Kurawa sibuk merancang niat jahat
’tuk membakar lima ksatria Pendawa dan sang Bunda, Kunti
sebelum Pendawa jadi abu, belum puas hati Kurawa
si licik Sengkuni dan Durna atur siasat keji
membangun tempat peristirahatan Bale Sigala-gala
dari bahan yang mudah terbakar
dihadiahkan kepada Pendawa ’tuk ambil hati
istana tetirah hendak dijadikan neraka yang menghanguskan
tapi takdir berkata lain
lewat pertolongan dewa naga antaboga yang menjelma cerpelai putih
Pendawa dan bundanya lolos dari maut lewat terowongan rahasia
siasat keji gagal total

Tampaknya Kurawa abad ke-21 hendak mengulang siasat yang sama
menghabisi Pendawa lewat Bale Sigala-gala versi baru
jalan-jalan raya Kutaraja jadi arena Bale Serigala-Serigala
himpunan pasukan unta, sapi, dan kuda
jadi kayu bakar, ilalang kering, dan gondorukem
wajah merah padam sarat api amarah dibalut jubah putih
menebar hawa bara kebringasan
derap langkahnya menggebu dan menderu
mulutnya terus berkoar-koar
penuh hujatan dan sumpah serapah
memancing-mancing amarah pasukan kerajaan
hanya demi sekepeng receh dan sebungkus nasi
tapi pasukan Pendawa tetap sabar dan tahan diri
’gar siasat Bale Sigala-gala gagal total

Menjelang malam, api sempat sedikit membara
pasukan Kutaraja bergerak cepat
padamkan api, ademkan suasana
hati Kurawa seperti dihadang batu yang mengganjal
nafsu jadi raja masih menggumpal
syahwat keruk gunung harta masih merajalela
semua jadi waspada dan siaga
hadapi kemungkinan
Bale Sigala-gala jilid berikutnya
yang konon bakal libatkan sejumlah calon pengantin
yang merindu pelukan 70 bidadari

Si jahat boleh saja mereka-reka rencana keji
Sang Hyang Widi Wasa tak bakal berpeluk tangan
Dia ’kan balikkan siasat keji untuk kebaikan orang benar
lorong naga Antaboga yang tak terduga telah disiapkan
tersembunyi bagi gerombolan yang buta mata hatinya
mewujudkan hukum sakral langit:
yang batil akan tercungkil
yang benar ’kan makin bersinar
jadi nyala benderang dalam kegelapan



***


No comments:

Post a Comment