Pemimpin dengan Sifat ”Hasta Brata”
Oleh Budianto Sutrisno
#PemimpinIdealUntukDaerah2017
Tak pelak lagi, pemilihan kepala
daerah (Pilkada) secara serempak bakal menjadi pesta demokrasi yang sangat
menarik. Sebuah perhelatan nasional yang gegap gempitanya sudah tampak
terdengar mulai sekarang, padahal peristiwanya baru akan berlangsung pada tahun
2017. Debat kusir tentang calon pemimpin yang ideal telah dimulai. Setiap pihak
memiliki kriteria masing-masing dan setiap pihak cenderung berpendapat bahwa
calon pemimpin yang diusungnya adalah calon yang paling ideal.
Hasta
Brata
Mencoba untuk berpikir objektif,
penulis – sebagai orang dilahirkan, tumbuh, dan dibesarkan dalam pengaruh
budaya Jawa – mengacu kepada ajaran lama tentang kepemimpinan yang disebut
sebagai Hasta Brata.
Hasta
berarti delapan, sedang Brata berarti
perilaku/sifat baik. Jadi, Hasta Brata
berarti delapan sifat baik yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di bidang
apa saja, termasuk kepala daerah untuk setiap bagian wilayah Nusantara.
Pengajaran Hasta Brata ini terdapat
dalam kisah wayang Wahyu Makutha Rama.
Mari kita mulai dengan sifat baik pertama,
yakni sifat bumi. Seorang pemimpin harus memiliki karakter seperti bumi. Dia
seperti ibu yang tulus serta tekun memelihara, merawat, mengasuh, dan mengayomi
segala makhluk yang hidup di atas bumi. Dengan demikian, seorang pemimpin yang
ideal haruslah memerhatikan seluruh warganya tanpa pandang bulu dan menggunakan
kekuasaannya untuk menyejahterakan seluruh warga yang dipimpinnya, terutama dalam
mengentaskan kemiskinan dan kebodohan.
Sifat baik kedua adalah sifat air.
Sebagaimana air yang mengalir dari atas ke bawah, seorang pemimpin harus
memerhatikan kebutuhan, kepentingan, dan potensi masyarakat yang dipimpinnya,
dan bukan hanya bisa ”sendika dawuh”
kepada kebutuhan atasan. Pemimpin yang ideal harus mampu membuka mata dan
telinga terhadap masukan, pendapat, dan kritik dari bawahan, serta mencari
solusi terbaik terhadap permasalahan yang ada.
Sifat baik ketiga adalah sifat
angin. Pemimpin dengan karakter angin mampu menyusup ke bagian mana pun. Ia
mengerti benar situasi dan kondisi rakyatnya di mana pun, dan tidak sembarangan
berbicara tanpa data atau fakta. Asbun
adalah tabu baginya. Dengan demikian, pemimpin yang ideal selalu melakukan cek
dan cek ulang sebelum berbicara atau mengambil keputusan penting. Kalau toh
harus berdebat, maka perdebatan dilakukan dengan argumentasi yang disertai data
yang akurat.
Sekarang kita tiba pada sifat baik keempat,
yakni sifat bulan. Sebagaimana bulan yang menerangi kegelapan, seorang pemimpin
yang ideal harus mampu memberikan pencerahan kepada rakyatnya. Seperti bulan
yang menerangi tanpa membuat panas, maka kata-kata pemimpin harus bersifat
menyejukkan, tidak membangkitkan kemarahan pihak mana pun. Yang bersangkutan
memiliki keindahan di bidang spiritualitas.
Sedangkan sifat baik kelima adalah
sifat matahari. Seperti sang surya yang menyalurkan energi, seorang pemimpin
yang ideal harus mampu memberikan inspirasi dan semangat kepada rakyatnya untuk
bekerja sama menuntaskan persoalan yang sedang dihadapi. Pemimpin dengan
karakter matahari akan bersikap konsisten dan teguh dalam mengemban amanat. Dia
mampu menjadi penuntun, guru, dan sekaligus pelindung dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya untuk menggapai kualitas kehidupan dan peradaban yang lebih
baik bagi seluruh warganya.
Sifat baik keenam adalah sifat
samudra. Seperti samudra, seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas
dan dalam. Yang bersangkutan harus memiliki hati yang luas dalam menampung
segala pendapat dan aspirasi dari segenap lapisan masyarakat. Dan kemudian,
dengan sabar dan penuh kasih, pemimpin memberikan solusi terbaik untuk
kepentingan warganya.
Sedangkan sifat baik ketujuh adalah
sifat gunung. Layaknya sebuah gunung yang menjulang tinggi, kukuh, dan kokoh,
seorang pemimpin yang ideal harus memiliki keteguhan secara fisik maupun psikis
dalam membela kepentingan rakyatnya. Kemarahan seorang pemimpin itu membuahkan
hikmah. Seperti halnya dengan letusan gunung berapi yang pada akhirnya
mendatangkan kesuburan bagi tanah.
Dan akhirnya kita sampai pada sifat
baik kedelapan. Sifat ini mengacu kepada api. Secara alami, api memiliki sifat
panas dan membakar. Seorang pemimpin yang ideal harus mampu membakar dan
mengobarkan semangat positf rakyatnya untuk memperbaiki nasib. Dia harus mampu
menjadi inspirator sekaligus motivator untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.
Rakyat harus peduli
Sudah barang tentu, setiap suara itu
berharga dalam Pilkada. Rakyat harus peduli dengan kriteria yang tercantum
dalam Hasta Brata yang bersifat
universal. Retorika indah calon pemimpin perlu dikritisi apakah bisa menjadi
realitas.
Di atas semuanya itu, seorang
pemimpin bukan hanya sekadar harus selaras dengan alam seperti yang disebutkan
dalam Hasta Brata, melainkan harus
pula selaras dengan Sang Pencipta alam semesata.
Pemimpin harus sadar, bahwa dalam
menjalankan tugasnya, ada mata Yang Mahatahu yang mengawasi. Karenanya, dia
akan berusaha memberikan yang terbaik bagi kesejahteraan warganya. Kata penyelewengan dan korupsi tak tercantum dalam kamus hidupnya.
http://siperubahan.com/read/2927/Pemimpin-dengan-Sifat-Hasta-Brata
http://siperubahan.com/read/2927/Pemimpin-dengan-Sifat-Hasta-Brata
Pemimpin Ideal Untuk
Daerah
No comments:
Post a Comment