Monday, September 12, 2016

Pemimpin dengan Sifat "Hasta Brata"



Pemimpin dengan Sifat ”Hasta Brata”
Oleh Budianto Sutrisno

#PemimpinIdealUntukDaerah2017

            Tak pelak lagi, pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serempak bakal menjadi pesta demokrasi yang sangat menarik. Sebuah perhelatan nasional yang gegap gempitanya sudah tampak terdengar mulai sekarang, padahal peristiwanya baru akan berlangsung pada tahun 2017. Debat kusir tentang calon pemimpin yang ideal telah dimulai. Setiap pihak memiliki kriteria masing-masing dan setiap pihak cenderung berpendapat bahwa calon pemimpin yang diusungnya adalah calon yang paling ideal. 

Hasta Brata
            Mencoba untuk berpikir objektif, penulis – sebagai orang dilahirkan, tumbuh, dan dibesarkan dalam pengaruh budaya Jawa – mengacu kepada ajaran lama tentang kepemimpinan yang disebut sebagai Hasta Brata.
            Hasta berarti delapan, sedang Brata berarti perilaku/sifat baik. Jadi, Hasta Brata berarti delapan sifat baik yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di bidang apa saja, termasuk kepala daerah untuk setiap bagian wilayah Nusantara. Pengajaran Hasta Brata ini terdapat dalam kisah wayang Wahyu Makutha Rama.
            Mari kita mulai dengan sifat baik pertama, yakni sifat bumi. Seorang pemimpin harus memiliki karakter seperti bumi. Dia seperti ibu yang tulus serta tekun memelihara, merawat, mengasuh, dan mengayomi segala makhluk yang hidup di atas bumi. Dengan demikian, seorang pemimpin yang ideal haruslah memerhatikan seluruh warganya tanpa pandang bulu dan menggunakan kekuasaannya untuk menyejahterakan seluruh warga yang dipimpinnya, terutama dalam mengentaskan kemiskinan dan kebodohan.
            Sifat baik kedua adalah sifat air. Sebagaimana air yang mengalir dari atas ke bawah, seorang pemimpin harus memerhatikan kebutuhan, kepentingan, dan potensi masyarakat yang dipimpinnya, dan bukan hanya bisa ”sendika dawuh” kepada kebutuhan atasan. Pemimpin yang ideal harus mampu membuka mata dan telinga terhadap masukan, pendapat, dan kritik dari bawahan, serta mencari solusi terbaik terhadap permasalahan yang ada.
            Sifat baik ketiga adalah sifat angin. Pemimpin dengan karakter angin mampu menyusup ke bagian mana pun. Ia mengerti benar situasi dan kondisi rakyatnya di mana pun, dan tidak sembarangan berbicara tanpa data atau fakta. Asbun adalah tabu baginya. Dengan demikian, pemimpin yang ideal selalu melakukan cek dan cek ulang sebelum berbicara atau mengambil keputusan penting. Kalau toh harus berdebat, maka perdebatan dilakukan dengan argumentasi yang disertai data yang akurat.
            Sekarang kita tiba pada sifat baik keempat, yakni sifat bulan. Sebagaimana bulan yang menerangi kegelapan, seorang pemimpin yang ideal harus mampu memberikan pencerahan kepada rakyatnya. Seperti bulan yang menerangi tanpa membuat panas, maka kata-kata pemimpin harus bersifat menyejukkan, tidak membangkitkan kemarahan pihak mana pun. Yang bersangkutan memiliki keindahan di bidang spiritualitas.
            Sedangkan sifat baik kelima adalah sifat matahari. Seperti sang surya yang menyalurkan energi, seorang pemimpin yang ideal harus mampu memberikan inspirasi dan semangat kepada rakyatnya untuk bekerja sama menuntaskan persoalan yang sedang dihadapi. Pemimpin dengan karakter matahari akan bersikap konsisten dan teguh dalam mengemban amanat. Dia mampu menjadi penuntun, guru, dan sekaligus pelindung dalam menjalankan tugas dan kewajibannya untuk menggapai kualitas kehidupan dan peradaban yang lebih baik bagi seluruh warganya.
            Sifat baik keenam adalah sifat samudra. Seperti samudra, seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas dan dalam. Yang bersangkutan harus memiliki hati yang luas dalam menampung segala pendapat dan aspirasi dari segenap lapisan masyarakat. Dan kemudian, dengan sabar dan penuh kasih, pemimpin memberikan solusi terbaik untuk kepentingan warganya.
            Sedangkan sifat baik ketujuh adalah sifat gunung. Layaknya sebuah gunung yang menjulang tinggi, kukuh, dan kokoh, seorang pemimpin yang ideal harus memiliki keteguhan secara fisik maupun psikis dalam membela kepentingan rakyatnya. Kemarahan seorang pemimpin itu membuahkan hikmah. Seperti halnya dengan letusan gunung berapi yang pada akhirnya mendatangkan kesuburan bagi tanah.
            Dan akhirnya kita sampai pada sifat baik kedelapan. Sifat ini mengacu kepada api. Secara alami, api memiliki sifat panas dan membakar. Seorang pemimpin yang ideal harus mampu membakar dan mengobarkan semangat positf rakyatnya untuk memperbaiki nasib. Dia harus mampu menjadi inspirator sekaligus motivator untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Rakyat harus peduli
            Sudah barang tentu, setiap suara itu berharga dalam Pilkada. Rakyat harus peduli dengan kriteria yang tercantum dalam Hasta Brata yang bersifat universal. Retorika indah calon pemimpin perlu dikritisi apakah bisa menjadi realitas.
            Di atas semuanya itu, seorang pemimpin bukan hanya sekadar harus selaras dengan alam seperti yang disebutkan dalam Hasta Brata, melainkan harus pula selaras dengan Sang Pencipta alam semesata.
            Pemimpin harus sadar, bahwa dalam menjalankan tugasnya, ada mata Yang Mahatahu yang mengawasi. Karenanya, dia akan berusaha memberikan yang terbaik bagi kesejahteraan warganya. Kata penyelewengan dan korupsi tak tercantum dalam kamus hidupnya.


 http://siperubahan.com/read/2927/Pemimpin-dengan-Sifat-Hasta-Brata



Pemimpin Ideal Untuk Daerah

No comments:

Post a Comment