Puisi berikut ini telah terpilih sebagai salah satu dari 75 puisi terbaik yang
akan dibukukan dalam Antologi Puisi bersama oleh pihak Sigi Media Publisher.
Puisi ini menyuarakan jeritan hati rakyat yang protes terhadap ketidakadilan
dan ketamakan yang dilakukan oleh sementara penguasa lalim.
Silakan menikmatinya!
Kaudengar Suara Itu?
Oleh Budianto Sutrisno
Kaudengar suara itu?
suara rintih lirih rakyat jelata
yang perutnya perih
karena lama tak bersua dengan nasi,
apalagi roti
dari penjaja asongan dan petani
yang hatinya pedih
karena lama tak disapa oleh dewi keadilan
karena demokrasi sudah lunglai dan
mati
hingga republik kaya menjelma rawa
derita
Kaudengar suara itu?
suara dari dalam bumi Pertiwi
getar jalarnya merambah sampai
ujung penjuru
karena hutan dan pohon dibumihanguskan
tanpa sisa
sungai dibiarkan jadi tempat sampah
raksasa
banjir melanda apa dan segala
tapi penguasa tetap hanyut dalam
pesta pora
kongkalikong dengan pemilik modal
sudah biasa
jadilah ekonomi rakyat dijajah
bangsa sendiri
dengan akal licik yang lebih keji
ketimbang kompeni
Kaudengar suara itu?
gema guntur membelah angkasa
semesta
gelegar pertanda bagi penguasa penggila
harta, takhta, dan berahi cinta
keadilan ’kan menuntut mereka masuk
penjara
Pasti kau tak mendengarnya
karena kau tak mau ranah republik
tercinta ini
persembahkan kesejahteraan bagi
rakyatnya
karena nuranimu mati, dan telinga
hatimu tuli
karena kau adalah bagian dari
kelompok keji
preman berdasi pembinasa demokrasi
***
No comments:
Post a Comment