Salah satu problem yang menjengkelkan dalam hidup ini adalah ketika kita berhadapan dengan
orang bodoh yang tak tahu diri. Orang yang bersangkutan merasa diri selalu benar, dan yang
salah selalu orang lain. Orang seperti ini hanya mau mendengarkan suara sendiri, tetapi menulikan
diri terhadap pendapat orang lain. Mengeluh dan mengomel berkepanjangan adalah ciri khasnya. Merasa diri yang berkuasa atas segalanya, padahal bodoh luar biasa.
Perasaan semacam ini saya tuangkan dalam bentuk puisi di bawah ini.
Berkepala
tapi Tak Berotak
Oleh Budianto Sutrisno
Sebatang pohon rindang
bisa dibuat menjadi berlaksa batang
korek api
si kecil mungil dengan kepala tanpa
otak
mampu membakar berlaksa pohon di rimba belantara
sampai habis ludes, rusak binasa
sampai habis ludes, rusak binasa
Manusia dungu sering lebih mirip
korek api
berkepala tapi tak berotak
muncul masalah satu, keluhannya
seribu
sedikit tak enak, langsung mau
berontak
matanya merah, bicaranya membentak
tingkahnya congkak penuh lagak
berkaok bak burung gagak
kata-katanya bercampur dengan dahak
nuraninya rusak
merasa diri yang paling layak
padahal tak lebih dari seekor
kecoak
Manusia korek api
lidahnya penuh kobar dendam menyala
liar, tanpa kendali
liar, tanpa kendali
mulutnya terus nerocos, telinganya
tuli
tergesa bicara, tak mau dengar
yang salah dibilang benar
yang benar dibilang biang onar
makin salah, makin ogah kalah
makin temberang, makin enggan berjuang
tindakannya brutal tanpa sesal
yang salah dibilang benar
yang benar dibilang biang onar
makin salah, makin ogah kalah
makin temberang, makin enggan berjuang
tindakannya brutal tanpa sesal
menganggap diri lebih tinggi
ketimbang langit
padahal kemampuannya amit-amit
perilakunya ceroboh, langkahnya
bodoh
hidupnya tak jadi berkat
tapi malah jadi laknat
tapi malah jadi laknat
Hidup ini memang penuh ironi
mari kita semua meneliti dengan
berhati-hati
apakah kita sungguh insan sejati
yang jernih pikir dan bersih nurani
atau manusia kerdil si korek api
***
No comments:
Post a Comment