Monday, May 5, 2014

Puisi tentang Domba yang Dianiaya



Mengapa Engkau Aniaya Kawanan Dombaku?
Oleh Budianto Sutrisno

Kendati aku bukan gembala piawai
kucoba memberikan rumput hijau segar
kepada kawanan domba peliharaanku
penuh nutrisi setiap hari
kubawa mereka ke sumber air yang tenang
agar sehat-sejahtera lahir maupun batin
hatiku tengadah merapal doa
kiranya Bapa beranugerah limpah kepada mereka
agar pada waktu-Nya mereka boleh menjadi berkat
bagi sesama

Tiba-tiba aku terhenyak
dari bentang langit gelap pekat
serigala gila menumpahkan hujan asam
di ruang kelas ujian negara hari pertama
rumput segar diganti dengan ilalang layu
yang dicomot dari sana-sini
perutku mual, hatiku kesal
panas setahun dihapus oleh hujan asam dua jam

Siapa nyana dampak kebencian seekor serigala
berakibat fatal
mampu merusak dan meruyak tatanan pendidikan
wahai serigala gila
kebencianmu terhadap calon pemimpin sudah merasuk ke sumsum tulang
kau tak peduli lagi nasib kawanan domba muda
apa salah mereka hingga harus kau aniaya?
kalau calon pemimpin itu benar-benar menjadi pemimpin
dan dia membencimu seperti kau membencinya
lalu apa yang akan kau lakukan?
melawan?
kau punya nyali?
sekalipun berjuta manusia jadi penderita amnesia
aku tak pernah melupakan aniayamu
atas kawanan dombaku

Serigala gila, serigala gila
kalau kau kemaruk harta benda
aku masih bisa maklumi
tetapi kalau kau aniaya kawanan dombaku
yang tak terkait apa-apa dengan kebencianmu
sampai kapan pun aku tak rela

Serigala gila, serigala gila
sadarkah dirimu nanti bisa diadili?
bukan tak mungkin esok kau masuk bui
selama kau tak bertobat
selama itu pula kau dilumat laknat

Jadi, mengapa engkau aniaya kawanan dombaku?
jika kau tak mau atau tak mampu menjawab
izinkan aku memberikan jawaban:
karena kebencianmu kepada seseorang
dan ambisimu mengeruk harta serta menggenggam takhta
jauh melebihi rasa cintamu kepada para siswa Indonesia
api kebencianmu akan menghanguskan dirimu
dan ambisi besarmu itu akan menelan dirimu sendiri
waktu akan memberikan bukti


***





4 comments:

  1. Pak Budi, semangat banget buat puisinya! Terus berkarya pak :)

    ReplyDelete
  2. Puisinya bagus banget pak, secara tak langsung menyorot keadaan UN BI hari pertama yang kacau balau itu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Cedric. Kamu adalah salah satu domba yang dianiaya itu. Kiranya Tuhan senantiasa memberi kita kekuatan dan hikmat untuk terus berjuang.

      Delete