Puisi ini diikutsertakan dalam Lomba Cipta Puisi 2014 bertema "Bencana" yang diselenggarakan oleh FAM Indonesia, dan dinyatakan sebagai salah satu puisi yang termasuk dalam "80 Besar". "Kemelut Kelud" bersama dengan 79 puisi pemenang lainnya, akan dicantumkan dalam buku Antologi Puisi yang diterbitkan oleh pihak penyelenggara.
Kemelut
Kelud
Oleh
Budianto Sutrisno
Ratap derita korban sinabung masih
terdengar gemanya
tapi sudah disusul dengan kelud
yang memuntahkan murka
gelegarnya mengguncang bumi
menyemburkan lahar panas membara
menebar kerikil dan debu kelabu
ke seantero penjuru
Rakyat berlari menghambur,
menyelamatkan diri
terkejut, kalut dan takut
menghadapi kemelut kelud
dunia menjadi kelabu
dedaunan menguning layu
tujuh bandara ditutup tanpa daya
empat jenazah ditemukan sudah
anak sekolah libur mendadak
candi-candi menutup diri
tak terbilang hitungan rugi
Hatiku didera tanya
mengapa belakangan ini amuk alam
begitu dahsyat
seiring meningkatnya ketidakadilan
yang menzalimi rakyat
sejalan dengan mengguritanya ketamakan
penguasa jahat
yang hanya membuat rakyat makin melarat?
hatiku menjawab sendiri
inilah cara Tuhan mengirimkan
isyarat
kepada umat manusia untuk segera
bertobat
yang tegar tengkuk, akan dilumat
laknat
Kesombongan dan ketamakan perlu
digodam sampai remuk rata
hati yang beku membatu perlu dibuat
hancur
’gar pelita nurani terang menyala
dan keadilan pun teguh bertakhta
Tabahkan
hatimu, saudara-saudaraku
badai ini pasti ’kan berlalu
doaku menyertaimu
badai ini pasti ’kan berlalu
doaku menyertaimu
***
No comments:
Post a Comment