Puisi ini merupakan salah satu puisi yang tercantum dalam buku Antologi Puisi ciptaan saya yang bertajuk "Aku Bukan Anjing Piaraan".
Sekuntum Bulan buat Perempuan
Oleh Budianto Sutrisno
Awalnya...
Mendung
menggantung di dunia perempuan
Mereka hanya
bisa pasrah tanpa bersekolah
Membisu
beku tanpa pendidikan
Legam
kelam, lusuh berpeluh
Disekap
asap, diterpa jelaga dapur
Hanya
dipandang sebelah mata oleh kaum pria
Namun
dua abad silam
Sang
bayu bertiup mengusir mendung, menyirnakan awan kelabu berdebu
Muncul
seorang perempuan, sang pembaharu, dari pesisir Jepara
Raden
Ajeng Kartini, begitulah sapaannya
Kartini...
Kaulah
Srikandi yang gigih memperjuangkan hak perempuan
Yang tak
pernah berhenti mengejar kemajuan
Sampai kau
dijemput dan dipeluk ajal
Kartini...
Kaulah
segar mekar bunga
Melati
nan indah berseri
Menebar
keharuman abadi
Bersemi
di lubuk sanubari para putri
Kartini...
Pancaran
cahayamu menyinari jejak langkah kaum perempuan
Menerangi
jalan kami yang semula kelam
Kau
membiaskan cahaya di tengah kegelapan
Kau
tampil sebagai purnama yang menyinari bangsa
Kau, sekuntum
bulan nan memendarkan harapan kaum perempuan
Berkat
karyamu, kaum perempuan mengenyam nikmatnya pendidikan
Berkat
upayamu, perempuan duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi
Dengan
kaum lelaki
Bahu-membahu
berkarya cipta di Bumi Pertiwi
Terima
kasih untuk sinarmu
Yang tak
membiarkan kami terkungkung dalam kegelapan
Terima
kasih untuk cahayamu
Yang tak
merelakan kami dibelenggu kebodohan
Terima
kasih atas inspirasimu
Yang
mendorong kami terus maju dan melaju
Akhirnya…
Sekuntum
bulan itu telah menghantar kami meniti awan
Menggapai
bintang-gemintang
No comments:
Post a Comment