Puisi bertema "April" berikut ini merupakan puisi yang bernuansa baper, namun berakhir dengan
sebuah keputusan positif. Kegagalan itu tak harus berakhir dengan sesuatu yang tragis, tetapi
juga bisa membentuk seseorang untuk lebih memahami persoalan dan menjadi bijaksana.
Puisi yang berjudul "Gugur Daun di Reranting Rinduku" ini telah terpilih sebagai
Juara III dalam lomba cipta puisi yang diselenggarakan oleh Penerbit Rindana.
Soli Deo Gloria!
Gugur Daun di Reranting Rinduku
Oleh Budianto
Sutrisno
April
itu, kupandang kerjap kejora bola matamu
kulihat reranting rinduku melambai di
tengah gerumbul rerimbun hijau
aku
terlena dalam balut sejuk sambutan mesramu
semilir
lembut bayu ikut bergumam dan menaburkan
butir-butir
delima merah sarat kata-kata mesra
membuaiku
dalam mimpi merengkuh rembulan dan menjaring mentari
kau
tebarkan wangi kesturi hingga magma menggelegak di dada
aku serasa terayun di
ranjang dewa
Dua
belas purnama kemudian, di April juga …
daun di reranting rinduku menguning dan
layu
jatuh
berguguran, satu per satu tertutup debu
seiring
dengan sirnanya kabut kelam yang butakan mataku
bangku
kenangan itu telah kosong, tapi hatiku penuh limpah kesadaran
mana mungkin ku
bersanding denganmu?
kaulah
sempurnanya supraba
sementara
aku hanyalah kawula biasa
insan bercela, tak
mungkin sempurna seperti kesatria perkasa
Jalan
dan arah biduk kita menuju kutub berbeda
kau inginkan diriku sempurna
aku inginkan diriku bahagia
memburu sempurna hanya membuat mutiara bahagiaku
remuk dan mengabu
karenanya, kuucapkan ’selamat tinggal’
padamu, supraba
kudamba berlabuh di dermaga bahagiaku
sendiri
dan kutepis pualam nircelamu, kuserahkan
kepada arjunamu di seberang sana
bagiku, April memang bersulam kenangan abadi
persuaan dan perpisahan
***
No comments:
Post a Comment