Wednesday, March 9, 2016

Segumpal Rindu di Sudut Dermaga

Puisi yang melukiskan kerinduan mendalam dari seseorang terhadap pujaan hati ini dipilih
sebagai salah satu karya yang dicantumkan dalam Antologi Puisi Terbaik dengan judul 
"Requiem Terakhir", terbitan Oase Pustaka.
Buku ini memuat sejumlah karya dari 38 penyair.


Segumpal Rindu di Sudut Dermaga
Oleh Budianto Sutrisno

Belum pernah kurasa sesak dalam dada seperti ini
rasanya ada sesuatu yang bergelora
sesuatu yang bergolak dan bergejolak
sesuatu yang mendesak dan memberontak
sesuatu yang membuat jantungku menyalak dalam detak
sesuatu yang membuat napasku memburu dalam derak
sesuatu yang mengempaskan diriku ke pojok gelap sana
sesuatu yang menggumpal dan membatu
sesuatu yang kusebut segumpal rindu

Segumpal rindu adalah karang batu yang menindih jiwaku
runcing dan tajamnya menusuk
memang tiada darah tertumpah
tiada lebam dan tiada lepuh menyakiti tubuh
namun inilah luka rindu terparah
tiada obat mujarab yang paling tepat
selain bertatap muka
bersua empat mata

Beda tempat dan waktu t’lah gumpalkan rindu
masih segar dalam ingatanku
saat aku dan kau berpeluk mesra di sudut dermaga ini
aku rindu pada senyum manismu
pada bening bola matamu
pada ruap harum tubuhmu
pada bisik rayumu
pada semuanya yang ada padamu
kuberharap benang rinduku terulur
tersambung dan terjalin dengan benang rindumu
’tuk merajut kebahagiaan bersama

Kutatap kedua bola matamu kala itu
rasanya tengah kupandang bintang nun di sana
indah cemerlang, namun berjarak selaksa tahun cahaya
bintang itu telah mengabu debu di semesta raya
tapi tampak sangat nyata di mata jiwa
hadirlah kau dalam mimpiku, sayang
kupanjatkan doa
’gar mimpiku segera jadi nyata
’gar segumpal rindu ini tak lagi menggodam dada


***




No comments:

Post a Comment