Setelah masuk dalam "13 Besar" dalam Lomba Cipta Puisi yang diselenggarakan oleh
Fornusa Indonesia dan Alfita Collection tahun 2014, puisi "Terkoyak Panah Dusta"
akhirnya menyabet Juara I.
Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan Sang Maha Pemberi yang telah memberikan anugerah berlimpah kepada saya. Keberhasilan ini saya persembahkan bagi kemuliaan nama-Nya.
Soli Deo Gloria!
Terkoyak
Panah Dusta
Oleh Budianto Sutrisno
Oleh Budianto Sutrisno
Dalam belaian hangat sinar mentari
pagi
di tengah kesiur embus bayu sepoi
sosokmu bak dewi jelita, muncul
menyapa
dari gerumbul puspa kehidupanku
mataku terpana, sukmaku terhanyut
dalam jilatan bara jagat cinta
yang berkobar memenuhi rongga dada
Kuungkapkan segala rasa dalam getar
jiwa
hanya kepadamu semata
kau juga alirkan arus cinta mesramu
kepadaku
berdua kita berjanji menjalin tali
setia sampai nanti
tiap hari jadi musim semi
penuh bunga warna-warni yang
meruapkan wangi
Tapi itu sepuluh purnama silam
kini, kutahu ternyata hatimu telah
berpaling
janji setiamu hanyalah panah dusta
belaka
yang melesat cepat dari gendewa
asmara yang ternoda
kejam menghunjam ke relung hati
mengoyak rajutan cintaku yang telah
tertata rapi
menyebarkan racun ke seluruh jiwa
ragaku
Nganga luka ini begitu menyakitkan
dan ngilu
tapi aku tak mau menyimpan sekam
dendam
dalam pedih perih aku berdoa
semoga engkau bahagia
***