Puisi yang berjudul "Bersimpuh Kala Dedaun Jatuh" ini telah terpilih sebagai Juara 3 dalam ajang lomba cipta puisi bertema "Asa dalam Siksa" setelah melewati tahapan penjelasan filosofi.
Soli Deo Gloria!
Bersimpuh Kala Dedaun Jatuh
Oleh Budianto Sutrisno
Pepohon mulai meranggas
dedaun
jatuh satu per satu
helai
kuning, cokelat, merah melayang dalam tarian gemulai
seirama
dengan luruhnya beribu rinduku
yang
sisakan gumpalan siksa selama tiga putaran purnama
tanpa
pernah melebur di titik temu
haruskah
rinduku mengabu bersama daun layu?
Di
satu sisi aku lenguhkan sengsara
di
lain sisi pelita hatiku masih pendarkan cahaya asa
kusadar,
siksa rindu hanyalah goresan sementara di puing-puing waktu
kar’na
musim gugur adalah petikan kecapi yang makin sayup
’kan
berganti dengan gegap nafiri musim semi
setelah
musim dingin menyapa dalam gigil sepi
segera
ku bersimpuh ’gar memori yang terkoyak terajut kembali
bukankah
usai mendung ’kan muncul derai hujan?
dan
bukankah usai hujan ’kan terbit simfoni pelangi warna-warni?
Angin
kembara embuskan bisik nasihat sarat makna
kalau
kaudekap musim dengan sepenuh rindumu
maka
tunas dan kuntum-kuntum segar itu
'kan setia menunggu hingga usai musim salju
Kembali
ku bersimpuh, mencerna kedalaman maknanya
memang
daun jatuh pada musimnya
rinduku
pun luruh pada waktunya
terang
asaku ’kan telan gelap sengsara rindu
dalam
tafakur kupanjatkan syukur kepada Sang Maha Pengatur
musim
memang tak pernah berlambat datang
tak
jua bergegas pergi
***