Esai berikut ini telah terpilih sebagai Juara I dalam lomba esai bertema bebas.
Lomba esai ini diselenggarakan oleh Omah Karya Indonesia.
Saya berterima kasih untuk kerja keras para juri yang telah memeriksa begitu banyak naskah yang masuk
Soli Deo Gloria!
Sosok Pemimpin Generasi Milenial Apa Cirinya?
Oleh Budianto Sutrisno
Beberapa tahun terakhir
ini berbagai kalangan masyarakat ramai membicarakan sosok pemimpin generasi milenial.
Sebenarnya, seperti apakah sosok pemimpin generasi milenial itu? Dan apakah
ciri khasnya?
Definisi
generasi milenial
Sebelum
kita membicarakan sosok pemimpin generasi milenial, ada baiknya kita pahami
lebih dahulu definisi istilah ’generasi milenial’. Ternyata tidak terdapat
definisi yang seragam untuk istilah tersebut. Perbedaan
ini terkait dengan rentang usia mereka yang termasuk dalam kelompok generasi
milenial, atau yang disebut juga sebagai generasi Y. Ada pula yang menyebutnya
sebagai generasi Echo Boomers.
Lembaga
sensus United States Census Bureau
menyatakan bahwa generasi milenial itu merupakan generasi yang dilahirkan dalam
rentang waktu antara tahun 1982 sampai dengan tahun 2000. Sementara itu, Pew Research Center, sebuah lembaga
riset di Amerika Serikat, memublikasikan sebuah definisi baru. Menurut lembaga
ini, generasi milenial adalah generasi yang dilahirkan dalam rentang waktu
antara tahun 1981-1996. Jadi di sini terdapat rentang waktu 3 tahun lebih
pendek dibandingkan dengan hasil yang dirilis oleh United States Census Bureau.
Bagamana
halnya dengan generasi milenial di Indonesia?
Pada
tahun 2018 Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang
Brodjonegoro, mengatakan bahwa penduduk
milenial Indonesia itu berjumlah 90 juta (berusia 20-34 tahun), Ini
mengindikasikan bahwa pihak Bappenas lebih cenderung menggunakan sistem
penghitungan jumlah kaum milenial dari United
Census Bureau. Dengan demikian, pada tahun 2019 ini, jumlah generasi
milenial Indonesia berada dalam rentang usia 21-35 tahun. Sebuah periode di
mana manusia berada di puncak produktivitas dan kreativitas serta memiliki
semangat pembaharuan yang tinggi.
Masih
menurut Bambang, Indonesia memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif yang
lebih banyak ketimbang negara-negara Asia lain seperti Tiongkok, Jepang, India,
dan Korea, yang memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) tinggi. Negara-negara ini
sekarang justru tengah memasuki fase aging
population, karena jumlah penduduk dengan usia lanjut itu mendominasi
jumlah total penduduk. Alangkah
sayangnya, bila momentum ini tidak/belum dimanfaatkan secara optimal untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara signifikan. Kendala utamanya
adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, sehingga banyak penduduk
dalam rentang usia produktif yang masih menganggur. Jadi, peningkatan kualitas
sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama Indonesia untuk menciptakan
generasi milenial yang efektif dan kompetitif.
Di
samping itu, penduduk yang menjadi generasi milenial yang produktif ini masih
banyak yang tinggal di perkotaan, sehingga pertumbuhan ekonomi negara kita ini
masih bergantung pada penduduk di perkotaan. Faktor penghambat lainnya adalah
kurangnya partisipasi kaum perempuan dalam pasar kerja dan aktivitas ekonomi bila
dibandingkan dengan standar di sejumlah negara maju, sementara penduduk
perempuan lebih banyak ketimbang laki-laki.
Ciri pemimpin milenial
Pada dasarnya,
syarat umum untuk menjadi seorang pemimpin dari segala zaman itu tidak berubah.
Pemimpin yang mumpuni – berapa pun usianya – adalah sosok yang jujur,
transparan, percaya diri, tegas, ulet, menjalani hidupnya sesuai dengan
nilai-nilai yang dianutnya, dan mampu mengapresiasi prestasi orang lain.
Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan teknologi informasi di dunia digital, seorang pemimpin generasi milenial juga memerlukan sejumlah karakteristik tambahan. Inilah yang membedakan antara sosok pemimpin generasi milenial dan pemimpin di era sebelumnya.
Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan teknologi informasi di dunia digital, seorang pemimpin generasi milenial juga memerlukan sejumlah karakteristik tambahan. Inilah yang membedakan antara sosok pemimpin generasi milenial dan pemimpin di era sebelumnya.
Ciri pertama:
akrab dengan dunia digital. Pemimpin milenial harus mampu memanfaatkan
teknologi digital secara optimal. Ruang pertemuan fisik bisa dialihkan ke ruang
pertemuan digital, sehingga proses kerja menjadi lebih efisien dan efektif.
Pesan-pesan penting dapat langsung disebarkan melalui grup whatsapp (wa). Presentasi juga memanfaatkan teknologi digital.
Dengan kata lain, pemimpin milenial itu harus digital-minded. Fleksibel terhadap waktu dan tempat kerja.
Ciri kedua:
pengamat dan pendengar yang baik. Seorang pemimpin milenial harus mampu menjadi
pengamat dan pendengar aktif yang baik,
terutama bila anggota timnya itu mayoritas adalah kaum milenial. Mereka ini
akan merasa dihargai bila diberi kesempatan untuk berbicara, berekspresi, dan
ide-idenya diakomodasi oleh perusahaan. Mereka ini haus akan pengetahuan,
pengembangan diri, dan berbagi pengalaman. Tidak mengherankan bila kelompok ini
aktif menuliskan pikiran, gagasan, dan kekesalannya di sejumlah media social. Karenanya,
seorang pemimpin milenial juga perlu melakukan
pendekatan terhadap anggota timnya melalui akses ke akun media sosial mereka
masing-masing,
Ciri ketiga:
cerdas dan gesit. Pemimpin milenial harus cerdas melihat peluang dan gesit
dalam beradaptasi serta memfasilitasi perubahan. Pemimpin seperti ini bersifat open-minded dan mampu menerima ketaksaan
atau ambiguitas yang serba-tidak menentu.
Ciri keempat:
bersifat inklusif. Ini berarti sang pemimpin milenial itu memiliki kemampuan
untuk memasuki cara berpikir orang lain ketika menghadapi dan menuntaskan suatu
masalah. Pemimpin seperti ini sangat dibutuhkan di zaman sekarang, mengingat
begitu derasnya aneka macam informasi yang bisa diakses melalui jaringan
internet oleh siapa pun dan kapan pun. Hal ini mengakibatkan cara pandang antarindividu
yang semakin kompleks. Sudah bukan zamannya lagi pemimpin yang berjiwa bos.
Sekarang eranya pemimpin yang berjiwa leader,
mentor, dan sahabat bagi anggota timnya. Setiap orang ingin dihargai, bukan?
Ciri kelima:
berani berbeda. Pemimpin milenial tidak lagi terikat pada tradisi atau aturan
yang biasa dilakukan di sebuah organisasi atau perusahaan. Sikap berani berbeda
ini bukan dilakukan untuk mencari sensasi, melainkan semata-mata untuk mencapai
prestasi kerja yang lebih baik. Keberanian berbeda ini dapat terkait dengan
cara berpikir, cara mengambil keputusan, dan masalah tampilan. Mark Zuckerberg
– sang pendiri Facebook – adalah sosok pemimpin milenial yang memberikan
kebebasan kepada anggota timnya dalam cara berpakaian. CEO yang memiliki kekayaan lebih dari 1.000 triliun rupiah ini
menerapkan prinsip work-life balance,
keseimbangan dalam kerja dan kehidupan.
Hari depan Indonesia
Mengingat
semakin berkembangnya teknologi informasi dan digital serta tumbuhnya
persaingan global, kita dihadapkan pada pertanyaan besar: mampukah Indonesia
melahirkan pemimpin milenial yang tangguh dan berkelas dunia?
Penulis
akan menjawab pertanyaan tersebut dengan satu kata tegas: MAMPU. Bukan dengan
rasa sombong, melainkan karena prestasi pemuda milenial Indonesia memang sudah
menjadi fakta nyata yang diakui oleh dunia internasional. Tahukah Anda bahwa
majalah Forbes pada tahun 2018 telah
menobatkan 10 sosok pemimpin milenial dari Indonesia dalam ’30 under 30’? Pemimpin
milenial Indonesia yang membanggakan itu adalah Brian Imanuela, Adrian dan
Eugenie Patricia Agus, Yohanes Sugihtonugroho dan Muhammad Risyad, Reynold
Wijaya dan Iwan Kurniawan, Fransiska Hadiwidjana, Talita Setiyadi, Marshall
Utoyo dan Krishnan Menon, Stanislaus Mahisworo Christandito Tandelilin, Dian
Pelangi serta Jeff Hendrata dan Tanner Setiawan.
Penulis
percaya bahwa prestasi sederet pemuda milenial tersebut di berbagai bidang
usaha, akan menjadi inspirasi dan penggerak bagi generasi milenial Indonesia lainnya
untuk berkarya nyata bagi hari depan Indonesia yang gemilang.
*****