Puisi 16 baris bertemakan "Gerimis" ini telah terpilih sebagai salah satu dari "5 Puisi Terbaik" dalam lomba cipta puisi yang diselenggarakan oleh Penerbit Harasi.
Silakan menikmatinya.
Soli Deo Gloria!
Butiran Perekat Cinta
Remang petang itu jadi saksi nirsuara
kebisuan kita berdua melewati padang rerumputan
pucuk-pucuk teki riang menari, tapi hatiku dan
hatimu tumbuh duri
menyekat dan menusuk dada kita berdua
bukankah beda antara dua insan itu niscaya?
mengapa beda harus membuat kita terluka?
Langit menjawab keluhanku dengan guntur, dan
gerimis pun turun
segera kukembangkan payung
kugamit pinggang rampingmu dalam dekapku
sepayung kita berdua, menepis kuyup basah
bunyi tik-tak
tik-tak gerimis menautkan hati kita kembali
senandung cengkerik dan kodok menyatukan detak
jantung kita berdua
sepadu, seirama dalam harmoni nada serasi
air mataku berderai di tengah rinai gerimis
bukan karena dukacita, melainkan karena sukacita
kala kusadari, ternyata gerimis itu butiran perekat
cinta
Jakarta, 30 Juni 2018
***