Wednesday, January 27, 2016

Sendiri Berdekap Sepi

Puisi yang bernuansa melankolis ini telah memenangi sebuah lomba yang diselenggarakan 
oleh Penerbit Stepa Pustaka. Dari puisi-puisi yang ditulis oleh 1.600 peserta lomba, 
puisi "Sendiri Berdekap Sepi" ini dinyatakan sebagai Juara III. Sedangkan dua puisi
lainnya terpilih sebagai karya yang termasuk dalam "50 Besar". Soli Deo Gloria!


Sendiri Berdekap Sepi
Oleh Budianto Sutrisno

 
Kucari makna hidup dalam sepi dan hening malam
biduk mungilku menyusuri permukaan danau cermin bening
bergeming tenang di atas bayang
tiada ombak, tiada derak
tiada apa, tiada siapa, tiada sapa
aku bertafakur, sendiri berdekap sepi
menerawang ke cakrawala sana
memandang  rembulan bulat keemasan
aku dan rembulan saling hadap, saling tatap
dalam bisu, dalam kelu
kucurahkan isi kalbu dalam bahasa sunyi
rembulan menyahut dengan tutur sinar keheningan

Lengan sunyi itu semakin terasa erat mendekap jiwa
tiada terucap sepatah kata tapi berlimpah juta makna
dalam kebisuan terdengar dering pencerahan
dalam kesendirian mengalir kehangatan
berdekap sepi tapi tak sendiri

Kini kusadar, tak setiap sepi itu sembilu penikam hati
kini kutahu, sepi itu tak selalu tiada arti
kini kumengerti, sepi itu bisa jadi sahabat sejati
kini kupaham, sepi itu seni memahami diri


***