Tuesday, September 16, 2014

Puisi Bertema "Antiterorisme"

Puisi berikut ini telah terpilih sebagai salah satu puisi dari sejumlah puisi karya 50 penyair 
yang dibukukan dalam sebuah kumpulan puisi bertajuk 
"Pengantin Langit, Antologi Puisi Menolak Terorisme".
Dalam lomba tersebut, penyair Sapardi Djoko Damono bertindak selaku kurator dan juri.



Ada yang Lebih Buas dan Brutal?
Oleh Budianto Sutrisno

  
Sebuah kearifan mengatakan
seganas-ganasnya seekor macan
tak ’kan memangsa anaknya sendiri
tetapi teroris bisa lebih buas ketimbang macan dan singa sekaligus
betapa tidak!
siapa saja, termasuk orang tua, saudara, anak, atau tetangga
bisa dibinasakan tanpa kenal belas kasihan
hanya karena mereka beda keyakinan dan tujuan hidup

Jihad adalah alasan tindakan mereka
dengan iming-iming palsu
pelukan para bidadari fatamorgana
mata dan telinga hati telah tertutup batu beku
tak mampu mencerna
pluralisme dalam hidup yang niscaya
dogma sesat telah memerangkap akal sehat
agama dijadikan topeng ’tuk capai tujuan
tak penting itu haram atau halal
asal bisa membuat kelompok lain binasa

Serang, bakar, dan bunuh adalah falsafah hidup mereka
sadar atau tidak, teroris sedang menabalkan diri
menjadi tukang jagal hampa nurani
membunuh orang seperti melahap teri
anehnya, si tukang jagal mengganggap diri orang suci
yang harus lenyapkan dajal dalam khayal
meski diri sendiri harus temui ajal

Dunia teroris serbaterbalik
yang kotor dan penuh noda mengaku suci
yang tak dikenal dianggap dajal
kebuasan teroris membuat hati miris
kebrutalannya adalah kebrutalan iblis

Apa pun alasannya, teror tak bisa ditoleransi
nyawa manusia harus dihargai
teror harus dibasmi
teror harus berhenti
karena kita tak mau hidup damai dihabisi

Adakah yang lebih buas dan brutal daripada teroris?
jawabnya tak perlu diiringi isak tangis atau seringai sinis
hanya perlu kejujuran nurani
dan benderang pelita hati

***